Jangan Panik! Ini Cara Cepat Atasi Hipotermia di Gunung
Monika Pandey – Hipotermia di gunung menjadi perhatian serius setelah beberapa kasus kematian pendaki terjadi belakangan ini. Terbaru, pendaki asal Brasil, Juliana Marins, meninggal dunia di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Hasil autopsi menunjukkan bahwa penyebab kematiannya adalah luka akibat benturan keras setelah terjatuh.
Sebelumnya, dua pendaki wanita, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, meninggal saat mendaki Puncak Cartenz (Carstensz Pyramid) di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Keduanya mengalami hipotermia di gunung karena cuaca ekstrem dan terlalu lama berada di puncak.
Hipotermia adalah kondisi kedinginan ekstrem di mana tubuh tidak mampu memproduksi panas yang cukup untuk menjaga suhu tubuh. Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat menyebabkan kerusakan organ dan berujung pada kematian.
“Simak Juga: Pasien Alzheimer Termuda Berusia 19 Tahun, Kejutkan Para Ahli”
Seseorang dikatakan mengalami hipotermia saat suhu tubuhnya turun di bawah 35°C. Kondisi ini sering dialami oleh pendaki yang tidak memiliki perlengkapan memadai untuk melindungi diri dari dingin.
Jika Anda menemukan seseorang yang mengalami hipotermia, berikut langkah pertolongan pertama yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan nyawa:
2. Ganti pakaian basah dengan yang kering
Lepaskan pakaian basah dan gantilah dengan pakaian hangat dan kering. Bila perlu, robek pakaian basah untuk mempercepat proses penghangatan.
3. Bungkus dengan selimut hingga kepala
Tutup tubuh korban dengan selimut tebal, sisakan wajah terbuka agar pernapasan tetap lancar.
4. Lakukan kontak kulit ke kulit (skin to skin)
Cara ini efektif untuk mentransfer panas tubuh Anda ke korban. Buka baju Anda dan bungkus bersama korban dengan selimut.
5. Berikan minuman hangat jika korban sadar
Hindari minuman berkafein atau beralkohol, karena justru memperburuk kondisi.
6. Lakukan CPR jika korban tidak sadar
Jika korban tidak responsif, lakukan CPR sampai bantuan medis tiba atau nadi kembali terasa.
Perawatan yang tepat biasanya mulai menunjukkan hasil dalam beberapa menit. Tanda pemulihan adalah ketika korban mulai berhenti gemetar dan dapat tersenyum. Namun, jika gemetar sudah hilang tapi korban belum bisa tersenyum, ini bisa menjadi tanda kondisi yang memburuk dan membutuhkan penanganan segera.
Dengan penanganan yang cepat dan tepat, risiko fatal akibat hipotermia dapat diminimalisir saat pendakian. Persiapkan perlengkapan hangat dan ketahui tanda-tanda bahaya untuk menjaga keselamatan Anda dan rekan pendaki.
“Baca Juga: Skytrax Rilis Maskapai Terbaik 2025, Garuda Masuk Daftar?”
This website uses cookies.