Tidur Siang Berlebihan Memicu Risiko Kematian, Ungkap Studi
Monika Pandey – Tidur siang berlebihan sering dianggap sebagai cara cepat dan mudah untuk mengembalikan energi di tengah kesibukan. Namun, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa tidur siang yang terlalu lama atau tidak teratur justru bisa menjadi tanda awal penurunan kesehatan. Bahkan, kebiasaan ini berpotensi meningkatkan risiko kematian, terutama pada orang paruh baya dan lansia.
Durasi dan kualitas tidur berkaitan erat dengan kesehatan fisik dan mental. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan agar orang dewasa tidur 7-9 jam per malam untuk menjaga kesehatan optimal.
“Baca Juga: Stevens-Johnson Syndrome, Kondisi Langka dengan Risiko Fatal”
Namun, seiring bertambahnya usia, banyak orang mengalami gangguan tidur malam dan menggantikannya dengan tidur siang. Sayangnya, penelitian menunjukkan bahwa tidur siang berlebihan, terutama pada siang hingga sore hari, dapat menjadi indikator masalah kesehatan yang lebih serius.
Penelitian dipresentasikan pada pertemuan tahunan ke-39 Associated Professional Sleep Societies (APSS) di Seattle pada Juni 2025. Penelitian ini melibatkan 86.565 partisipan dari UK Biobank dengan usia rata-rata 63 tahun. Selama tujuh hari, partisipan mengenakan alat pelacak aktivitas (aktigrafi) untuk merekam pola tidur mereka.
Studi menemukan bahwa tidur siang paling sering terjadi antara pukul 09.00–11.00 (34 persen), diikuti pukul 17.00–19.00 (22 persen), 15.00–17.00 (19 persen), 13.00–15.00 (14 persen), dan 11.00–13.00 (10 persen).
Dalam masa tindak lanjut selama delapan tahun, tercatat 2.950 partisipan meninggal dunia. Mereka yang meninggal umumnya memiliki durasi tidur siang yang lebih lama, waktu tidur siang yang tidak teratur, dan lebih sering tidur siang antara pukul 11.00 hingga 15.00.
Menurut Dr. Emer MacSweeney dari Re:Cognition Health, pola tidur siang yang berlebihan bisa menjadi tanda awal gangguan kesehatan. Gangguan ini seperti demensia atau penyakit kronis yang belum terdiagnosis.
Para peneliti menegaskan bahwa studi ini bersifat observasional dan tidak membuktikan tidur siang sebagai penyebab kematian. Kebiasaan tidur siang yang berlebihan kemungkinan merupakan gejala penyakit yang mendasari, seperti gangguan metabolik atau inflamasi kronis.
Dr. Kanwar Kelley menambahkan, orang dengan penyakit penyerta atau kualitas tidur malam yang buruk cenderung lebih sering tidur siang.
Alih-alih terlalu mengandalkan tidur siang, para ahli menyarankan untuk memperbaiki kualitas tidur malam dengan cara:
Jika rasa kantuk berlebihan tetap terjadi, sebaiknya lakukan pemeriksaan medis lebih lanjut. Tidur siang bukan kebiasaan yang salah. Namun, jika berlebihan dan tidak teratur, bisa menjadi sinyal penting adanya masalah kesehatan yang perlu diwaspadai.
“Simak Juga: Amyloidosis Oral, Ketika Protein Mengganggu Kesehatan Mulut”
This website uses cookies.