Monika Pandey – Kepribadian psikopat bisa tercermin dari preferensi makanan, menurut penelitian yang menunjukkan selera makan mencerminkan kepribadian. Meski begitu, istilah “psikopat” sendiri bukanlah istilah ilmiah resmi dalam dunia psikiatri.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Innsbruck di Austria menyelidiki preferensi rasa dari 953 orang Amerika, khususnya terhadap rasa manis, asam, asin, dan pahit. Para partisipan juga diminta mengisi empat survei kepribadian untuk mengukur karakteristik antisosial seperti narsisme, psikopati, agresi, dan sadisme.
Hasilnya mengejutkan. Para peneliti menemukan hubungan kuat antara preferensi rasa pahit dengan kecenderungan perilaku sadis dan psikopatik. Semakin tinggi kenikmatan seseorang terhadap makanan pahit, semakin besar kemungkinan mereka menunjukkan perilaku yang kejam atau manipulatif.
“Simak Juga: BPOM Peringatkan Bahaya Kosmetik Mainan untuk Anak”
Kopi hingga Lobak: Rasa Pahit dan Tanda Bahaya
Penelitian lain dari Sagioglou dan Greitemeyer mendukung temuan tersebut. Mereka menemukan korelasi positif antara kecintaan pada rasa pahit dan sifat kejam pada individu. Makanan dan minuman yang sering diasosiasikan dengan kecenderungan ini meliputi kopi hitam, lobak, bir, air tonic, dan seledri.
Menurut studi itu, orang yang ramah dan hangat cenderung menyukai makanan manis seperti permen atau cokelat, sementara mereka yang lebih dingin secara emosional cenderung menyukai yang pahit.
Selain itu, para peneliti juga menyebutkan konsep “supertasting”, yaitu sensitivitas tinggi terhadap rasa pahit, yang ternyata berkaitan dengan intensitas emosi pada manusia dan juga terlihat pada hewan seperti tikus.
Memahami “Psikopat”: Istilah dan Gejala Nyata
Istilah “psikopat” sering digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menyebut seseorang yang kejam atau tidak punya empati. Namun, dalam dunia medis, kondisi ini dikenal sebagai Antisocial Personality Disorder (ASPD) atau gangguan kepribadian antisosial.
Menurut Eric Patterson, seorang konselor profesional dari Pennsylvania, banyak kesalahpahaman soal istilah ini, termasuk penggunaan kata “psiko” sebagai hinaan. ASPD sendiri merupakan diagnosis resmi dalam dunia psikiatri yang memiliki sejumlah ciri khas. Berikut beberapa gejala utama dari gangguan kepribadian antisosial:
1. Mengabaikan Hak Orang Lain
Penderita ASPD seringkali melanggar norma sosial dan hukum yang berlaku. Mereka bisa tampak sadar akan sudut pandang orang lain, namun tak memiliki empati untuk mempertimbangkannya.
2. Berbohong dan Manipulatif
Mereka kerap memalsukan identitas, berbohong demi keuntungan pribadi, bahkan memanipulasi dengan pujian, rayuan, atau pelecehan emosional.
3. Agresif dan Mudah Tersinggung
Meski tidak selalu secara fisik, agresi bisa muncul dalam bentuk verbal abuse atau ancaman. Reaksi berlebihan terhadap hal kecil adalah ciri khasnya.
4. Impulsif dan Berisiko
Tindakan impulsif tanpa memikirkan konsekuensi sering terjadi. Ini termasuk penyalahgunaan zat, perilaku seksual berisiko, dan kecelakaan fatal.
5. Tidak Merasa Bersalah
Seseorang dengan ASPD biasanya tidak menyesali perbuatannya, bahkan jika telah menyakiti orang lain. Mereka cenderung merasionalisasi tindakan buruk mereka agar tampak wajar.
“Baca Juga: Foot Binding, Tradisi Kecantikan yang Menyakitkan dari Tiongkok Kuno”