Lonjakan Kasus HIV di Thailand, Anak Muda Kelompok Rentan
Monika Pandey – Thailand tengah menghadapi lonjakan signifikan kasus HIV baru yang sangat mengkhawatirkan sepanjang tahun 2025. Lebih dari 13.000 infeksi telah tercatat sejak awal tahun, dengan peningkatan terbesar terjadi di kalangan remaja dan dewasa muda. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran serius di tengah turunnya kesadaran akan pentingnya pencegahan dan perubahan persepsi terhadap HIV.
Menurut laporan VN Express (10 Juli 2025), menurunnya penggunaan kondom serta anggapan keliru bahwa HIV bukan lagi ancaman serius menjadi penyebab utama lonjakan kasus. Wakil Menteri Kesehatan Thailand, Chaichana Dechdecho, dalam rapat parlemen 7 Juli lalu, menyoroti tren ini sebagai tanda meningkatnya rasa puas diri di kalangan generasi muda.
“Baca Juga: Ingin Bahagia Seperti Orang Finlandia? Hindari 3 Hal Ini”
Meskipun angka infeksi secara nasional relatif stabil, peningkatan pesat terjadi pada kelompok usia muda. Ini menunjukkan adanya celah besar dalam edukasi kesehatan seksual dan kesadaran akan risiko.
Data dari Kantor Keamanan Kesehatan Nasional Thailand mencatat total kasus HIV saat ini mencapai lebih dari 547.000. Beberapa daerah dengan kasus tertinggi adalah Bangkok, Chon Buri, Khon Kaen, dan Nakhon Ratchasima, wilayah dengan populasi padat dan tingkat kunjungan wisatawan yang tinggi.
Para ahli menyebut lalu lintas turis dan aktivitas di industri berisiko tinggi, seperti hiburan malam, turut mempercepat penyebaran HIV. Hal ini menjadikan daerah wisata sebagai titik rawan penularan.
Sebagai respons, Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand akan mengedarkan kondom secara gratis ke sekolah-sekolah dan meningkatkan kampanye edukasi seksual di kalangan pelajar. Pemerintah juga akan menjalin kerja sama dengan perusahaan di sektor berisiko tinggi untuk memperluas akses tes HIV.
Thailand menargetkan penurunan jumlah infeksi baru hingga di bawah 1.000 kasus per tahun, dan mengurangi angka kematian akibat HIV hingga di bawah 4.000 per tahun. Namun, para pakar memperingatkan bahwa target ini sulit tercapai jika remaja dan anak muda terus menganggap remeh bahaya HIV.
Tiap tahun, pemerintah Thailand mengalokasikan sekitar 8,4 miliar baht (sekitar Rp 5 triliun) untuk program HIV. Sayangnya, mayoritas dana tersebut digunakan untuk pengobatan, bukan pencegahan. Rata-rata biaya perawatan mencapai 12.000 baht (sekitar Rp 7 juta) per pasien per tahun.
Anggaran ini tidak hanya mencakup warga Thailand, tetapi juga lebih dari 5.700 warga asing yang tinggal di negara tersebut. Pemerintah didesak untuk menyeimbangkan alokasi dana antara pengobatan dan upaya pencegahan yang lebih masif, khususnya di kalangan muda.
“Simak Juga: USU Dukung UNIMA dalam Proses Pendirian Fakultas Kedokteran”
This website uses cookies.