musim hujan

Monika Pandey – Musim hujan di Indonesia membawa perubahan cuaca yang signifikan dan juga membawa tantangan bagi kesehatan. Banyak penyakit yang cenderung muncul atau meningkat prevalensinya selama musim hujan. Faktor seperti kelembapan tinggi, genangan air, serta perubahan suhu yang drastis dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami penyakit-penyakit yang sering terjadi dan cara pencegahannya.

1. Demam Berdarah

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang paling sering muncul pada musim hujan. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini berkembang biak di genangan air, yang banyak ditemukan setelah hujan. Gejala demam berdarah meliputi demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, ruam kulit, dan pendarahan. Untuk mencegahnya, pastikan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari tempat-tempat yang dapat menampung air seperti kaleng, ember, atau pot tanaman.

“Baca Juga: Dampak Kesehatan yang Timbul Akibat Udara Panas”

2. Flu dan Pilek

Musim hujan yang dingin dan lembap dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga lebih mudah terkena infeksi virus seperti flu dan pilek. Gejala umum flu meliputi hidung tersumbat, demam, sakit tenggorokan, dan batuk. Meskipun tidak berbahaya, flu dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Untuk menghindarinya, pastikan untuk menjaga daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan bergizi, cukup tidur, dan menjaga kebersihan seperti rajin mencuci tangan.

3. Penyakit Saluran Pernafasan (ISPA)

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah kondisi yang umum terjadi selama musim hujan. Suhu yang dingin dan lembap dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi virus atau bakteri. Gejala ISPA meliputi batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Untuk mengurangi risiko ISPA, penting untuk menghindari udara dingin langsung, mengenakan pakaian hangat, serta selalu menjaga kebersihan tangan dan lingkungan sekitar.

4. Diare

Penyakit diare sering kali meningkat saat musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir. Genangan air yang tercemar bisa menyebabkan penyebaran bakteri penyebab diare, seperti E. coli atau Salmonella. Gejalanya meliputi sering buang air besar, kram perut, dan dehidrasi. Untuk mencegah diare, penting untuk menghindari makanan dan minuman yang tidak higienis, serta selalu mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan sebelum makan.

5. Leptospirosis

Leptospirosis adalah infeksi bakteri yang dapat menyebar melalui air yang tercemar urine hewan, terutama tikus. Penyakit ini sering kali muncul setelah banjir, karena air banjir yang tercemar bisa mengandung bakteri tersebut. Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, dan mata merah. Untuk mencegah leptospirosis, hindari kontak langsung dengan air banjir dan pastikan rumah atau lingkungan sekitar bebas dari tikus.

6. Jamur dan Infeksi Kulit

Kelembapan yang tinggi selama musim hujan juga dapat menyebabkan berbagai infeksi kulit, seperti jamur pada kaki (athlete’s foot) atau panu. Penyakit ini biasanya muncul karena kelembapan yang terperangkap pada kulit, terutama di area yang lembab seperti lipatan tubuh atau kaki yang sering basah. Untuk menghindarinya, pastikan tubuh selalu kering dan kenakan pakaian yang menyerap keringat serta mudah kering.

Pencegahan yang Bisa Dilakukan

Untuk menjaga kesehatan selama musim hujan, beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar.
  • Menghindari genangan air yang bisa menjadi sarang penyakit.
  • Mengonsumsi makanan sehat dan cukup air untuk menjaga daya tahan tubuh.
  • Menggunakan perlindungan seperti payung atau jas hujan saat keluar rumah.
  • Menghindari kontak langsung dengan air banjir yang mungkin tercemar.

“Simak Juga: USU Buka Pendaftaran Anggota Majelis Wali Amanat 2025-2030”

Similar Posts