Trump Isyaratkan Cabut Sanksi Terhadap Turki, Erdogan Bidik Jet Tempur F-35
Monika Pandey – Presiden AS Donald Trump membuka peluang untuk mencabut sanksi terhadap Turki dan kembali mengizinkan Ankara membeli jet tempur F-35. Hal itu disampaikan saat ia memulai pembicaraan dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di Gedung Putih pada Kamis (25/9/2025).
Kunjungan Erdogan kali ini menjadi yang pertama ke Gedung Putih dalam enam tahun terakhir. Pertemuan ini berlangsung di tengah keinginan Ankara memanfaatkan sikap pemerintahan Trump yang lebih terbuka pada kesepakatan perdagangan dan persenjataan bernilai besar.
Dalam pertemuan di Oval Office, Trump menyebut Erdogan sebagai “pria yang sangat tangguh,” namun menekankan agar Turki menghentikan pembelian minyak dari Rusia. Menurutnya, langkah itu penting selama Moskow masih melanjutkan serangan ke Ukraina.
“Baca Juga: Rusia Sebut Tuduhan Pelanggaran Wilayah Udara oleh NATO Sebagai Histeria”
“Saya ingin dia berhenti membeli minyak dari Rusia, selagi Rusia melanjutkan kekerasan terhadap Ukraina,” ujar Trump. Ia juga menambahkan bahwa peluang kesepakatan penjualan F-35 terbuka, dengan syarat pertemuan berlangsung baik.
Pada masa Presiden Joe Biden, hubungan Washington-Ankara sempat renggang karena kedekatan Turki dengan Rusia. Namun, Trump memiliki pendekatan berbeda. Ia dikenal lebih akomodatif terhadap Moskow dan menjalin relasi pribadi yang lebih hangat dengan Erdogan.
Meski hubungan keduanya sempat pasang surut di periode pertama Trump, kepentingan kedua negara kini kembali sejalan, terutama terkait Suriah. Baik AS maupun Turki kini sama-sama mendukung pemerintah pusat di Damaskus, meski mereka tetap berbeda pandangan mengenai konflik Gaza. Ankara mengecam serangan Israel sebagai bentuk genosida, sementara Washington tetap mendukung Tel Aviv.
Salah satu isu utama dalam pertemuan ini adalah sanksi AS yang sejak 2020 memblokir penjualan F-35 ke Turki. Saat itu, pemerintahan Trump sendiri menjatuhkan sanksi setelah Ankara membeli sistem pertahanan S-400 dari Rusia.
Keputusan tersebut membuat Turki terdepak dari program internasional F-35, padahal sebelumnya Ankara merupakan pembeli sekaligus produsen komponen pesawat tersebut. Kini, dengan mencairnya hubungan kedua negara, muncul kembali harapan bahwa jalan keluar bisa ditemukan.
Erdogan menegaskan bahwa sektor pertahanan menjadi salah satu fokus utama dalam pertemuannya dengan Trump. Selain F-35, Ankara juga sedang bernegosiasi untuk membeli 40 unit F-16 baru beserta peralatan canggih dan modifikasi tambahan.
Menurut seorang pejabat AS, permintaan khusus Turki untuk F-16 membuat harganya lebih mahal dibanding varian standar, bahkan mendekati biaya pembelian F-35. Meski begitu, draft pernyataan niat yang disiapkan Washington hanya mencakup F-16, karena secara hukum AS belum bisa menjual F-35 selama Turki masih memiliki sistem S-400.
Sebagai negara dengan kekuatan militer terbesar kedua di NATO setelah Amerika Serikat, Turki berambisi meningkatkan kekuatan udaranya. Ankara menilai peningkatan ini penting untuk menghadapi ancaman yang terus berkembang di Timur Tengah, Mediterania Timur, serta Laut Hitam, wilayah yang berbatasan langsung dengan Rusia dan Ukraina.
Bagi Erdogan, kesepakatan ini bukan sekadar transaksi, tetapi simbol penting dari kemitraan strategis dengan Washington. Sementara bagi Trump, peluang mencabut sanksi dan membuka kembali jalur penjualan jet tempur berpotensi memperkuat hubungan diplomatik, sekaligus memperluas pengaruh AS di kawasan yang rawan konflik.
Informasi ini bersumber dari Reuters. Presiden AS Donald Trump membuka peluang untuk mencabut sanksi terhadap Turki dan kembali mengizinkan Ankara membeli jet tempur F-35. Simak ulasan lengkapnya di MonikaPandey.
|Penulis: Lukman Azhari
|Editor: Anna Hidayat
This website uses cookies.