Tren Unik dan Heboh: Anak Muda Gunakan Empeng Dewasa untuk Atasi Stres
Monika Pandey – Sebuah tren unik dan cukup kontroversial sedang berkembang di kalangan anak muda di China: penggunaan empeng khusus untuk orang dewasa. Produk ini diklaim mampu meredakan kecemasan, membantu tidur lebih nyenyak, hingga menjadi alat bantu dalam proses berhenti merokok.
Empeng dewasa ini dirancang dengan ukuran lebih besar dari versi bayi dan tersedia dalam berbagai warna menarik. Harganya pun beragam, mulai dari 10 yuan (sekitar Rp22 ribu) hingga 500 yuan (sekitar Rp1,1 juta). Beberapa toko online bahkan mengaku mampu menjual lebih dari 2.000 unit per bulan, menunjukkan permintaan yang terus meningkat.
Salah satu pembeli di platform belanja daring menyebutkan bahwa empeng dewasa terasa lembut, nyaman saat diisap, dan tidak mengganggu pernapasan. Beberapa pengguna lain mengaku empeng ini membantu mereka mengelola stres dan menciptakan rasa nyaman secara emosional.
“Baca Juga: Kapan Harus Pakai Masker Wajah? Sesuaikan dengan Jenis Kulitmu!”
“Saya merasa lebih tenang dan tidak gelisah saat mencoba berhenti merokok,” tulis seorang pengguna. Ada juga yang menyatakan empeng ini memberikan rasa aman yang mengingatkan mereka pada masa kecil, perasaan nostalgia yang sulit didapat dari benda lain.
Meskipun empeng dewasa memberikan kenyamanan emosional bagi sebagian orang, para ahli kesehatan memperingatkan adanya risiko penggunaan jangka panjang. Tang Caomin, seorang dokter gigi di Chengdu, Provinsi Sichuan, menyampaikan bahwa pemakaian empeng dewasa selama lebih dari tiga jam sehari bisa menyebabkan perubahan posisi gigi dalam waktu satu tahun.
“Hal ini bisa memicu nyeri saat mengunyah, serta kesulitan membuka mulut,” jelasnya. Ia juga mengingatkan bahwa bagian dari empeng ini berpotensi tertelan atau terhirup secara tidak sengaja ketika digunakan saat tidur.
Zhang Mo, seorang psikolog klinis, menilai tren ini mencerminkan adanya kebutuhan emosional yang belum terpenuhi di kalangan anak muda. Menurutnya, empeng dewasa menjadi simbol pelarian dari tekanan hidup yang semakin tinggi.
“Solusi sebenarnya bukan dengan bersikap seperti anak-anak, tapi dengan menghadapi masalah secara dewasa dan langsung,” ujarnya. Zhang juga menekankan pentingnya mencari dukungan psikologis yang tepat daripada mengandalkan objek simbolik semata.
Di media sosial China, tren ini memicu perdebatan sengit. Topik tentang empeng dewasa telah ditonton lebih dari 60 juta kali di satu platform saja. Sebagian netizen mengekspresikan simpati, memahami bahwa tren ini mungkin muncul dari tekanan psikologis dan tuntutan hidup yang berat.
Namun tak sedikit juga yang menyindir keras. “Dunia ini sudah terlalu gila kalau orang dewasa butuh empeng,” tulis seorang warganet. Komentar lain menyebut, “Ini seperti membayar pajak karena kebodohan.”
“Simak Juga: Air Danau Toba Keruh, Profesor USU Buka Fakta Limbah Domestik dan Budidaya Ikan”
This website uses cookies.