Monika Pandey – Operasi pembesaran penis di Korea Selatan tengah mengalami lonjakan popularitas yang cukup signifikan belakangan ini. Dari teknik “sunflower” hingga fat grafting (transfer lemak), prosedur ini digemari oleh pria yang ingin meningkatkan rasa percaya diri dan kepuasan seksual. Meski begitu, para ahli mengingatkan bahwa prosedur ini tetap memiliki risiko medis yang tidak bisa diabaikan.
Prosedur Populer: Dari T-Ring hingga Transfer Lemak
Salah satu teknik paling populer adalah operasi “sunflower” atau T-Ring Surgery. Prosedur ini melibatkan pemasangan implan silikon berbentuk manik-manik atau cincin di bawah kulit kepala penis untuk menambah ketebalan serta merangsang dinding vagina saat berhubungan seksual.
“Baca Juga: WHO Waspadai Virus Chikungunya, Potensi Jadi Wabah Baru”
Prosedur lainnya yang cukup diminati adalah fat grafting, yaitu pemindahan lemak dari paha atau perut ke batang penis. Teknik ini dianggap lebih aman karena menggunakan jaringan tubuh sendiri, sehingga risiko alergi lebih rendah.
Pengalaman Pasien: Ada yang Puas, Ada yang Kecewa
Lim, pria kantoran berusia 30 tahun, mengaku awalnya terkejut mengetahui pacarnya menjalani prosedur ini. “Awalnya kaget, tapi ternyata efeknya menyenangkan,” katanya. Sementara itu, Ha (35), mantan tentara, menyebut prosedur operasi pembesaran penis ini sudah umum di lingkungan militernya.
Namun tak semua cerita berakhir bahagia. Kim Min-jae (25), seorang mahasiswa, menjalani fat grafting setelah merasa terpukul membaca komentar mantan pacarnya di media sosial. Meski mengaku lebih percaya diri, Kim mengatakan rasa sakit usai operasi sangat intens.
Seorang pria anonim bahkan harus mengangkat implan setelah mengalami infeksi serius dari prosedur berbasis dermal substitute. “Sakit luar biasa dan hasilnya tidak sebanding,” tulisnya di forum online.
Biaya Operasi dan Tingkat Kepuasan
Biaya prosedur dasar dimulai dari 500 ribu won (sekitar Rp6,4 juta), sementara operasi dengan metode lanjutan dapat mencapai 4–5 juta won (Rp51–64 juta).
Menurut Dr. Lee Haeng-nam, spesialis urologi, metode transfer lemak memiliki tingkat kepuasan tinggi, bahkan mencapai 92 persen menurut jurnal Aesthetic Plastic Surgery, dengan peningkatan diameter rata-rata 2,3 cm.
Peringatan Medis dan Tekanan Sosial
Asosiasi Urologi Amerika memperingatkan bahwa banyak prosedur belum terbukti aman dan dapat menyebabkan komplikasi serius. Dr. Lee menegaskan, keputusan medis harus berbasis informasi akurat, bukan tekanan sosial.
“Ini bukan soal ukuran, tapi soal kesehatan dan keamanan jangka panjang,” tutupnya.
“Simak Juga: Pengabdian Masyarakat Dosen Keperawatan USU di Puskesmas Kampung Baru”