Saat Hidup Terasa Hampa: Cara Temukan Kembali Makna Hidup
Monika Pandey – Hidup terasa hampa ketika kita terjebak dalam rutinitas yang monoton, melakukan hal yang sama setiap hari tanpa tahu untuk apa semua itu. Meskipun hidup bisa menjadi sesuatu yang indah, penuh warna, dan berharga, terkadang perasaan kosong dan tidak bermakna datang menghampiri. Rutinitas yang tak ada ujungnya ini bisa membuat kita merasa kehilangan arah, bahkan hingga merasakan sakit yang mendalam.
Penyebab hidup terasa hampa ini bisa beragam. Bagi sebagian orang, kondisi kesehatan mental seperti depresi atau gangguan suasana hati dapat memunculkan rasa putus asa, kehilangan semangat, atau ketidakmampuan menikmati hal-hal yang dulunya menyenangkan. Bagi yang lain, ketidakpuasan dalam pekerjaan, hubungan, atau kehidupan sosial dapat memicu pertanyaan eksistensial: Untuk apa saya hidup?
Di balik kekosongan itu, ada satu kebutuhan yang sangat manusiawi: mencari makna. Seperti yang dikatakan oleh psikiater Dr. Neel Burton, “Kita sangat membutuhkan tujuan. Kebahagiaan hidup tidak datang dari kenyamanan semata, tetapi dari makna yang kita temukan dalam menjalani hari-hari.”
“Simak Juga: Benarkah Kurang Tidur Menyebabkan Stroke? Ini Kata Dokter”
Pencarian makna hidup bukan hal baru. Filsuf Yunani Aristoteles dalam karyanya Nicomachean Ethics menyatakan bahwa tujuan akhir manusia adalah kebahagiaan (eudaimonia), yang bukan sekadar kesenangan sesaat, tetapi kebahagiaan yang berasal dari hidup dengan tujuan dan kebajikan.
Demikian pula, Viktor Frankl, seorang psikiater dan penyintas kamp konsentrasi Nazi, menyimpulkan dalam bukunya Man’s Search for Meaning bahwa kekuatan terbesar manusia adalah kemampuan untuk menemukan makna, bahkan dalam penderitaan yang terdalam. Menurut Frankl, bukan orang yang paling kuat fisiknya yang bisa bertahan, tetapi mereka yang tetap memiliki rasa kendali dan tujuan.
Lalu, bagaimana kita bisa menemukan makna itu? Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu kita mengatasi kekosongan dan membangun kembali rasa arah dalam hidup:
Tujuan memberi arah dan alasan untuk bangun setiap pagi. Cobalah bertanya pada diri sendiri: Apa yang benar-benar penting bagi saya? Menemukan tujuan tidak harus selalu dalam hal besar; kadang justru hal-hal sederhana seperti membantu orang lain, merawat keluarga, atau menciptakan karya bisa memberi makna.
Penelitian menunjukkan bahwa rasa syukur dapat meningkatkan kesejahteraan emosional. Menuliskan tiga hal yang kita syukuri setiap hari dapat mengubah fokus kita dari kekurangan menjadi kelimpahan, dan memberi ruang bagi makna yang sering tersembunyi dalam kehidupan sehari-hari.
Makna tidak selalu datang dari pencapaian besar. Kadang, itu datang dari pemandangan matahari terbenam, tawa anak-anak, atau percakapan tulus dengan teman. Psikolog Dr. Noelle Nelson menyebutkan, “Ketika kita memberi nilai pada tindakan sehari-hari, kita menciptakan makna. Bahkan tugas yang paling sederhana bisa menjadi pengalaman spiritual jika dilakukan dengan kesadaran dan niat.”
Manusia adalah makhluk sosial. Dikelilingi oleh orang-orang yang mendukung, mencintai, dan memahami kita bisa memperkuat rasa memiliki dan memperkaya makna hidup. Hubungan yang sehat juga membantu kita merasa bahwa keberadaan kita berarti bagi orang lain.
Jika perasaan hampa berlanjut atau menjadi sangat mengganggu, berbicara dengan terapis atau psikolog bisa menjadi langkah yang penting. Mereka bisa membantu kita mengelola gangguan mental dan mendampingi proses pencarian makna hidup secara lebih terarah.
Mungkin kita tidak selalu bisa mengontrol apa yang terjadi dalam hidup, tetapi kita bisa memilih bagaimana meresponsnya. Menemukan makna bukan hanya untuk “merasa lebih baik,” tetapi untuk menemukan arah dan kekuatan dalam menjalani hidup, bahkan ketika dunia tampak gelap. Seperti yang dikatakan Viktor Frankl: “Orang bisa bertahan hidup menghadapi penderitaan apa pun, selama mereka memiliki alasan untuk itu.” Makna bukanlah sesuatu yang ditemukan sekali seumur hidup, melainkan sesuatu yang kita bangun terus-menerus, dalam setiap keputusan, hubungan, dan cara kita memandang dunia.
“Baca Juga: Mahasiswa S3 FK USU Gelar Pelatihan Gawat Darurat di RS Laras”
This website uses cookies.