Penyebab Pembuluh Darah Pecah, Dialami Suami Najwa Shihab
Monika Pandey – Pembuluh darah pecah di otak menjadi penyebab meninggalnya suami jurnalis senior Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf. Ibrahim menghembuskan napas terakhir pada Selasa (20/5) di RS PON Jakarta setelah mengalami kondisi yang dikenal secara medis sebagai stroke hemoragik. Keluarga Najwa Shihab pun tengah berduka mendalam atas kehilangan ini.
Stroke hemoragik merupakan jenis stroke yang paling mematikan dan datang secara tiba-tiba, sering kali tanpa peringatan sebelumnya.
Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah pecah di otak sehingga menyebabkan pendarahan ke jaringan otak yang ada di sekitarnya. Berbeda dengan stroke iskemik, yang disebabkan oleh sumbatan pada pembuluh darah, stroke hemoragik terjadi akibat kebocoran darah dari pembuluh yang pecah.
“Simak Juga: Kanker Testis pada Organ Reproduksi Pria, Kenali Gejalanya!”
Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan dalam otak, yang pada gilirannya merusak jaringan otak dan mengganggu fungsi vital tubuh. Stroke hemoragik sering datang tiba-tiba, dan dalam banyak kasus, korban tidak sempat mendapatkan pertolongan medis tepat waktu. Meskipun tertolong, dampaknya bisa berupa kecacatan permanen atau kehilangan kesadaran yang berkepanjangan.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak:
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol menjadi pemicu utama stroke hemoragik. Dinding pembuluh darah yang terus-menerus
mendapat tekanan tinggi bisa melemah dan pecah.
Aneurisma terjadi ketika dinding pembuluh darah menonjol dan melemah. Jika tidak ditangani, bagian ini bisa pecah dan menyebabkan pendarahan besar di dalam otak.
Cedera kepala akibat kecelakaan atau jatuh dapat merobek pembuluh darah, terutama pada lansia atau penderita dengan kondisi pembuluh darah yang sudah rapuh.
AVM adalah kelainan bawaan di mana ada hubungan abnormal antara arteri dan vena. AVM bisa pecah kapan saja, meski sering kali tidak menunjukkan gejala sebelumnya.
Penderita hemofilia atau yang mengonsumsi obat pengencer darah memiliki risiko tinggi mengalami perdarahan, termasuk di otak. Perdarahan bisa terjadi bahkan akibat cedera kecil.
Beberapa jenis tumor dapat merusak pembuluh darah di sekitar otak. Jika tekanan dari tumor meningkat, maka pembuluh darah bisa pecah.
Penumpukan plak di dinding pembuluh darah dapat menyebabkan arteri menjadi kaku dan sempit. Dalam kondisi tekanan darah tinggi, dinding pembuluh darah yang lemah bisa pecah.
Stres berkepanjangan dapat meningkatkan tekanan darah dan mempercepat kerusakan pada dinding pembuluh darah, terutama jika disertai pola hidup yang tidak sehat, seperti kurang tidur dan diet buruk.
Stroke hemoragik adalah kondisi yang sangat serius dan bisa datang secara tiba-tiba. Faktor-faktor risiko seperti hipertensi, aneurisma, cedera kepala, dan gangguan pembekuan darah harus diperhatikan dengan serius. Deteksi dini dan pengelolaan faktor risiko dapat membantu mencegah kondisi ini. Jika ada gejala-gejala yang mencurigakan, segera cari pertolongan medis.
“Baca Juga: Pengemudi Ojol Gelar Aksi, Matikan Aplikasi Selama 24 Jam”
This website uses cookies.