Penggemar Mi Instan? Ketahui Batas Aman Konsumsinya Menurut Ahli
Monika Pandey – Mi instan menjadi salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia, dinikmati oleh berbagai kalangan di berbagai kesempatan. Harganya yang murah, cara memasak yang praktis, serta pilihan rasa yang beragam membuatnya digemari berbagai kalangan, dari pelajar hingga pekerja.
Namun, konsumsi berlebihan dapat menimbulkan risiko kesehatan. Kandungan kalori, karbohidrat olahan, lemak, dan natrium yang tinggi pada mi instan berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit metabolik seperti hipertensi, obesitas, dan gangguan jantung.
Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Prof. Zullies Ikawati, Apt, menjelaskan bahwa tidak ada aturan pasti mengenai berapa kali seseorang boleh mengonsumsi mi instan dalam seminggu.
“Simak Juga: Pentingnya Konsultasi Sebelum Menggunakan ASI Booster, Ini Kata IDAI”
“Nggak seperti obat yang ada dosisnya. Mi instan adalah bahan makanan yang bisa dimakan sesuai keinginan, tapi tetap harus bijak,” ujarnya, Sabtu (9/8/2025).
Meskipun tidak ada batas baku, Prof. Zullies menyarankan untuk tidak terlalu sering makan mi instan karena kandungan pengawet dan natrium yang cukup tinggi.
Ia menekankan pentingnya mengenali kondisi tubuh masing-masing. Misalnya, bagi penderita hipertensi, sebaiknya mengurangi penggunaan bumbu mi atau menggantinya dengan bumbu racikan sendiri yang lebih sehat.
Dilansir dari Healthline, mi instan memang rendah serat dan protein, walaupun kalorinya juga rendah. Sayangnya, kadar natrium, lemak, dan karbohidratnya cenderung tinggi, sehingga kurang ideal jika dikonsumsi terlalu sering.
Prof. Zullies menyarankan menambah protein dan serat saat menyantapnya, misalnya dengan telur, ayam, atau sayuran segar, agar asupan nutrisi lebih seimbang dan karbohidrat tidak terlalu dominan.
Ahli gizi dari UM Surabaya, Tri Kurniawati, menyarankan untuk tidak mengonsumsi lebih dari dua bungkus per minggu. Selain itu, ia merekomendasikan penambahan sayuran dan sumber protein ketika memakannya, sehingga tubuh tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
“Makan mi instan terlalu sering dapat meningkatkan risiko obesitas abdominal dan hiperkolesterolemia,” jelasnya.
Tri menambahkan, konsumsi mi lebih dari dua bungkus per minggu telah dikaitkan dengan meningkatnya risiko sindrom metabolik pada wanita. Gejala ini meliputi tekanan darah tinggi, kadar gula darah yang meningkat, serta penumpukan lemak di sekitar perut.
Dengan demikian, mengatur frekuensi dan memadukan dengan bahan makanan bergizi lainnya adalah langkah bijak untuk tetap menikmati kelezatannya tanpa mengorbankan kesehatan.
“Baca Juga: EXO-L Rayakan Anniversary ke-11! Kenali 7 Fakta Unik Fandom Setia EXO”
This website uses cookies.