Monika Pandey – Gizi buruk pada bayi adalah masalah serius yang dapat memengaruhi tumbuh kembangnya, serta dapat berlanjut hingga masa depan mereka. Dalam periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari konsepsi hingga usia dua tahun, pemenuhan gizi yang baik sangatlah krusial. Jika bayi kekurangan gizi, mereka berisiko mengalami gangguan pertumbuhan, penurunan daya tahan tubuh, dan masalah perkembangan otak. Oleh karena itu, penting bagi orangtua dan pengasuh untuk memahami langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah gizi buruk pada bayi.
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama adalah langkah pertama dan paling penting dalam mencegah gizi buruk. ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi pada masa awal kehidupannya, termasuk antibodi yang membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Selain itu, ASI juga mendukung perkembangan otak dan organ tubuh lainnya. Jika memungkinkan, cobalah untuk memberikan ASI tanpa campuran susu formula atau makanan lain hingga usia bayi mencapai 6 bulan.
“Simak Juga: Kolesterol Tinggi, Berikut Beberapa Penyebab Tak Terduganya”
Setelah usia 6 bulan, bayi mulai membutuhkan tambahan makanan padat. Makanan pendamping ASI (MPASI) harus diperkenalkan dengan hati-hati, dimulai dengan makanan yang mudah dicerna dan kaya nutrisi. Pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, serta vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Pastikan makanan yang diberikan bervariasi, seperti pure buah, sayuran, bubur nasi, dan daging ayam atau ikan yang dihaluskan. Menggunakan bahan makanan yang segar dan bergizi sangat penting untuk mencegah defisiensi gizi.
Memantau perkembangan berat badan dan tinggi badan bayi secara rutin sangat penting untuk mendeteksi tanda-tanda gizi buruk sejak dini. Kunjungan rutin ke posyandu atau dokter anak untuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dapat membantu orangtua mengetahui apakah bayi mendapat asupan gizi yang cukup. Jika bayi mengalami penurunan berat badan atau tumbuh dengan lambat, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Pemberian makanan yang tidak sesuai dengan usia dapat berdampak negatif pada kesehatan bayi. Misalnya, pemberian madu pada bayi di bawah usia satu tahun dapat meningkatkan risiko botulisme, sementara makanan yang keras atau sulit dicerna dapat menyebabkan bayi tersedak atau mengalami masalah pencernaan. Selalu pastikan makanan yang diberikan sesuai dengan usia dan kemampuan bayi dalam mengunyah atau mencerna.
Kebersihan makanan dan perlengkapan makan bayi sangat memengaruhi kesehatannya. Pastikan semua peralatan makan, seperti sendok, piring, dan botol susu, dicuci dengan bersih dan disterilkan sebelum digunakan. Makanan yang diberikan juga harus dimasak dengan baik untuk menghindari kontaminasi bakteri atau parasit yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan atau infeksi.
Infeksi pada bayi, seperti diare atau pilek, dapat mengurangi nafsu makan dan menyebabkan penurunan asupan gizi. Oleh karena itu, menjaga kebersihan lingkungan dan mempraktikkan cuci tangan yang baik sangat penting. Selain itu, imunisasi bayi harus dilakukan sesuai dengan jadwal untuk melindungi mereka dari penyakit yang dapat memengaruhi kesehatan dan gizi mereka.
“Baca Juga: Indonesia Juara Badminton Asia Mixed Team Championships”