Terlalu Banyak Duduk Ternyata Berbahaya bagi Kesehatan
Monika Pandey – Terlalu banyak duduk telah menjadi bagian tak terhindarkan dari gaya hidup modern, terutama di tengah rutinitas kerja yang serba digital. Aktivitas sehari-hari seperti bekerja di depan komputer, menonton televisi, hingga berkendara membuat kita menghabiskan banyak waktu dalam posisi duduk. Meskipun tampak sepele, kebiasaan terlalu banyak duduk ini ternyata membawa dampak negatif yang cukup serius bagi kesehatan tubuh.
Duduk dalam waktu lama membuat tubuh membakar lebih sedikit kalori dibandingkan saat bergerak. Aktivitas fisik yang minim ini memperlambat metabolisme tubuh, sehingga risiko penumpukan lemak meningkat. Akibatnya, seseorang lebih rentan mengalami kenaikan berat badan dan obesitas. Penelitian menunjukkan bahwa duduk terlalu lama dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk mengatur gula darah dan memecah lemak.
“Baca Juga: Klaim Susu Beruang Bisa Membersihkan Paru-Paru, Benarkah?”
Berjam-jam duduk tanpa aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Sebuah studi menemukan bahwa orang yang duduk lebih dari 8 jam sehari tanpa diselingi aktivitas fisik memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung yang setara dengan perokok berat. Duduk terlalu lama menyebabkan aliran darah melambat, yang berpotensi memicu pembentukan plak di arteri.
Duduk dalam posisi yang buruk secara terus-menerus dapat menyebabkan tekanan pada tulang belakang, terutama pada area leher dan punggung bawah. Ini bisa memicu nyeri kronis dan kelainan postur seperti bungkuk atau skoliosis. Tanpa dukungan kursi yang ergonomis, risiko cedera akibat tekanan berlebih pada tulang belakang semakin besar.
Penelitian telah mengaitkan gaya hidup sedentari dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan beberapa jenis kanker, seperti kanker usus besar dan payudara. Ini karena duduk terlalu lama mempengaruhi keseimbangan hormon dan menurunkan sensitivitas insulin, yang berperan penting dalam pengendalian gula darah.
Tidak hanya fisik, terlalu lama duduk juga berdampak pada kesehatan mental. Kurangnya gerakan fisik dapat menyebabkan penurunan mood, stres, hingga gejala depresi. Aktivitas fisik diketahui dapat meningkatkan hormon endorfin yang berperan dalam memperbaiki suasana hati.
Meskipun tidak bisa dihindari sepenuhnya, penting untuk mengurangi waktu duduk dengan cara sederhana, seperti berdiri setiap 30 menit, berjalan singkat, atau menggunakan meja kerja berdiri (standing desk). Gaya hidup aktif sangat penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.
“Simak Juga: Paus Baru Terpilih, Selamat Datang, Paus Leo XIV!”