Mengapa Pelari Rawan Cedera? Simak Penjelasannya
Monika Pandey – Pelari rawan cedera meskipun berlari dikenal sebagai salah satu olahraga yang paling populer dan mudah dilakukan. Di balik kesederhanaannya, aktivitas ini menyimpan risiko yang cukup tinggi, terutama jika tidak dilakukan dengan teknik dan persiapan yang tepat. Baik pelari pemula maupun profesional bisa mengalami cedera jika kurang berhati-hati dalam menjalankan rutinitasnya.
Salah satu penyebab utama pelari rawan cedera adalah gerakan yang berulang secara terus-menerus. Saat berlari, tubuh, terutama bagian bawah seperti lutut, pergelangan kaki, dan pinggul, menanggung beban berulang dalam waktu yang cukup lama. Hal ini membuat jaringan otot dan sendi rentan mengalami tekanan berlebihan.
“Baca Juga: Manfaat Tertawa, Obat Alami yang Terlupakan”
Menurut sejumlah studi medis, cedera seperti runner’s knee (nyeri di bagian depan lutut), shin splints (nyeri tulang kering), dan plantar fasciitis (nyeri tumit) adalah jenis yang paling sering dialami pelari.
Postur tubuh dan teknik lari sangat memengaruhi risiko cedera. Banyak pelari tidak menyadari bahwa cara mereka mendaratkan kaki, posisi tubuh, hingga cara mengayunkan tangan bisa memicu tekanan yang tidak merata pada tubuh. Misalnya, mendarat dengan tumit secara berlebihan dapat meningkatkan beban pada lutut.
Pemilihan sepatu lari yang salah juga berperan besar dalam meningkatkan risiko cedera. Setiap orang memiliki bentuk telapak kaki yang berbeda, dan memakai sepatu yang tidak mendukung bentuk alami kaki bisa menyebabkan masalah serius, terutama saat frekuensi lari meningkat.
Kesalahan umum lainnya adalah melewatkan sesi pemanasan dan pendinginan. Pemanasan berfungsi untuk menyiapkan otot, meningkatkan sirkulasi darah, dan mencegah ketegangan. Sementara itu, pendinginan membantu otot kembali ke kondisi normal dan mengurangi nyeri setelah latihan.
Untuk mengurangi risiko cedera saat berlari, pelari disarankan:
Berlari memang menyehatkan, tapi tanpa persiapan dan teknik yang tepat, risiko cederanya bisa tinggi. Oleh karena itu, penting bagi setiap pelari untuk lebih sadar akan tubuhnya dan berlari dengan bijak.
“Simak Juga: Pecah! Indonesia Buka Tur Konser KOSTCON 2025”