Kurang Minum Air Bisa Picu Stroke, Ini Penjelasannya
Monika Pandey – Minum air dalam jumlah cukup setiap hari bukan hanya penting untuk menjaga hidrasi, tapi juga mencegah risiko penyakit serius seperti stroke. Banyak orang belum menyadari bahwa dehidrasi, atau kekurangan cairan tubuh, berkontribusi besar terhadap gangguan fungsi otak dan sistem peredaran darah.
Sekitar 75% tubuh manusia terdiri dari air, dan otak adalah salah satu organ yang paling bergantung pada kecukupan cairan. Ketika tubuh kekurangan air, darah menjadi lebih kental dan peredarannya melambat. Kondisi ini dapat meningkatkan tekanan darah serta memperbesar risiko terbentuknya gumpalan darah (trombosis), yang dapat menyumbat aliran darah ke otak, penyebab utama stroke iskemik.
“Simak Juga: Wernicke-Korsakoff Syndrome, Akibat Kekurangan Vitamin B1”
Selain itu, dehidrasi juga menyebabkan penurunan volume darah. Akibatnya, oksigen dan nutrisi tidak tersalurkan dengan optimal ke jaringan otak, yang dapat memicu kerusakan sel-sel saraf.
Sayangnya, banyak orang menunggu sampai merasa haus sebelum minum air. Padahal, rasa haus adalah tanda awal tubuh sudah mulai mengalami dehidrasi. Beberapa gejala lain yang perlu diwaspadai antara lain:
Jika dibiarkan, kondisi ini bisa memburuk dan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi serius, termasuk stroke.
Orang lanjut usia, penderita hipertensi, dan mereka yang jarang mengonsumsi cairan sepanjang hari termasuk dalam kelompok yang paling rentan. Di samping itu, orang yang tinggal di daerah panas atau yang sering beraktivitas fisik berat juga lebih mudah kehilangan cairan tubuh.
Mencegah stroke tak selalu harus rumit. Salah satu langkah termudah adalah membiasakan diri minum air secara cukup, sekitar 8 gelas atau 2 liter per hari, tergantung kebutuhan individu. Mengatur waktu minum secara teratur, bahkan saat tidak merasa haus, bisa menjadi kunci menjaga kesehatan otak dan pembuluh darah dalam jangka panjang.
“Baca Juga: Rusia Secara Resmi Mengakui Taliban, China Buka Suara”
This website uses cookies.