Ilmuwan Berhasil Tumbuhkan Benih Misterius dari Gurun Yudea yang Berusia 1.000 Tahun
Monika Pandey – Para peneliti berhasil menghidupkan kembali sebuah pohon dari benih misterius berusia 1.000 tahun yang ditemukan di Gurun Yudea. Pohon tersebut berasal dari varietas yang telah lama hilang dan diyakini memiliki khasiat medis penting.
Selain menanam benih, para peneliti juga melakukan analisis DNA purba untuk mencari potensi sumber obat-obatan baru berbasis molekuler. Kajian ini membuka peluang untuk memahami evolusi, keanekaragaman genetik, dan kemungkinan manfaat dari spesies yang sudah lama punah.
Penemuan benih ini berawal dari ekspedisi arkeologi pada 1980-an. Saat itu, arkeolog menemukan benih murni di sebuah gua di Gurun Yudea. Beberapa dekade kemudian, Dr. Sarah Sallon, pendiri Pusat Penelitian Pengobatan Alami Louis L. Borick di Yerusalem, membentuk tim untuk mencoba menanamnya.
“Baca Juga: Kangaroo Meat, Sajian Ekstrem yang Jadi Ikon Kuliner Australia”
Hasilnya mengejutkan. Hanya lima minggu setelah ditanam, tunas kecil muncul. Dari fragmen tanaman, para peneliti memastikan bahwa benih tersebut benar-benar berusia sekitar seribu tahun. Kini, pohon tersebut tumbuh subur dengan tinggi mencapai tiga meter, meski belum pernah berbunga atau menghasilkan buah.
Sallon menduga pohon ini mungkin terkait dengan tanaman “tsori” yang disebut dalam Alkitab, ekstrak obat dari wilayah bersejarah Gilead di sekitar Laut Mati. Pada zaman kuno, getah harum dari tanaman itu sangat berharga dan diekspor ke berbagai belahan dunia.
“Ketika menanam pada 2010, saya menunggu lama sebelum menerbitkan penelitian agar benar-benar yakin apakah ini Balsam Yudea atau bukan. Dan cara saya memastikannya adalah dengan mencium aromanya,” kata Sallon.
Namun, pohon tersebut ternyata tidak mengeluarkan aroma khas. Analisis fitokimia pada getah, daun, dan cabang menunjukkan bahwa tanaman ini bukan Balsam Yudea, melainkan kerabat dekatnya dari genus Commiphora yang tidak beraroma tetapi kaya senyawa obat.
Menurut Sallon, senyawa yang ditemukan membuat pohon ini kemungkinan besar merupakan sumber balsem obat tsori. Temuan tersebut kemudian dipublikasikan dalam jurnal Communications Biology pada 10 September 2024 oleh tim dari Pusat Medis Hadassah University, Yerusalem.
Pakar biologi benih dari Royal Botanic Gardens, Kew, London, Dr. Louise Colville, menekankan betapa luar biasanya penemuan ini. “Yang mengejutkan dari kisah ini adalah benih itu hanya satu. Kesempatan sekali untuk berkecambah, dan ternyata berhasil tumbuh, itu keberuntungan yang luar biasa,” ujarnya.
Temuan ini bukan hanya kisah kebangkitan pohon kuno, tetapi juga membuka harapan akan potensi medis dari tanaman yang telah lama hilang dalam sejarah.
“Simak Juga: Awas! Batuk dengan Ciri Tertentu Bisa Mengindikasikan Kanker Paru”
This website uses cookies.